Kisah Soekarno dan Istilah Asal Bapak Senang
Jika saat ini pengamanan presiden saat ini dilakukan oleh Paspampres, maka di zaman Presiden Soekarno, pasukan pengamanannya diberi nama 'Tjakrabirawa. Presiden Soekarno dikenal sebagai sosok yang sangat riang dan dekat dengan pasukan pengamanannya.
Kisah kedekatan Presiden Soekarno dan pengawalnya tertuang dalam buku 'Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno' yang ditulis oleh Asvi Warman Adam, Bonnie Triyana dan 2 rekan mereka. Buku ini menghadirkan kisah Maulwi Saelan yakni Wakil Komandan Tjakrabirawa yang menjadi saksi hidup perjalanan Soekarno pasca Indonesia merdeka.
Resimen Tjakrabirawa dibentuk untuk menjaga keamanan presiden dan keluarganya. Di luar itu, resimen ini bertugas untuk menghibur sang proklamator. Bung Karno tak suka basa basi dengan para pengawalnya.
"Apapun yang dia inginkan langsung dia utarakan. Spontan benar. Enggak ada jarak. Deket, deket," kata Maulwi dalam buku tersebut.
Maulwi mengenang saat Bung Karno menerima surat. Saat itu Bung Karno tak membawa uang dan tanpa sungkan, ia langsung meminta pada Maulwi yang saat itu berada dekat dengannya.
"Eh, mana uangnya? Kasih coba!," kata Maulwi menirukan Soekarno saat itu.
Menurut Maulwi, Soekarno tak ingin terkekang oleh formalitas aturan protokoler. Kedekatan itu dijalani Soekarno dan pengawalnya mulai dari sekedar ngobrol santai, jalan-jalan, bercanda hingga menyanyi dan menari.
"Semuanya dia lakukan secara natural alias tak dibuat-buat. Ya karena pada dasarnya, BK (Bung Karno) adalah seorang yang periang dan suka berkelakar.
Tak hanya itu, mengetahui atasannya doyan menari, Detasemen Kawal Pribadi (DKP) mendirikan grup ABS (Asal Bapak Senang) yang bertugas menyanyi dan mengiringi Soekarno menari lenso (tarian asal Minahasa dan Maluku) bersama istrinya.
"Mereka tahu aku memerlukan hiburan, jadi ada satu korps khusus yang bisa menyanyi, menari, dan Merangkap pemain musik pada setiap pertemuan," kata Soekarno dalam buku itu.
Band. Ini khusus menghibur Soekarno dalam acara santai usai acara resmi selesai. Nama ABS sendiri diberikan oleh pemimpin band, Iskandar Winata karena kalau Soekarno menari lenso, tidak boleh diganti dengan lagu lain sekalipun yang mendengarkan bosan sampai Soekarno berhenti menari.
"Jadi ABS itu betul-betul tidak berbau politik atau atau punya tujuan lain. Mulai tahun 1966, kata-kata ABS menjadi tertulis di surat kabar sudah lain artinya dan sudah berbau politik," kata salah satu anggota Tjakrabirawa lainnya, AKBP Mangil